10 Pengembang Paling Aktif Indonesia – Dunia properti tidak pernah lepas dari pihak pengembang properti. Banyak pengembang yang ikut menggairahkan pertumbuhan industri properti dan infrastruktur di Indonesia. BCI Indonesia sebagai lembaga penyedia informasi proyek konstruksi dan bangunan memberikan penghargaan kepada para pengembang di Indonesia.
Dalam ajang bertajuk BCI Awards 2016, BCI memberikan penghargaan kepada perusahaan-perusahaan pengembang yang dinilai paling aktif dalam pembangunan di Indonesia. Perusahaan paling aktif tersebut berhak menerima penghargaan berupa BCI Asia Top 10 Awards. Acara ini telah diadakan pada 24 Mei 2016 lalu di Jakarta.
Para pengembang memiliki portofolio properti yang bernilai 1,89 miliar dolar Amerika Serikat atau jika dikonversi ke nilai rupiah, akan bernilai Rp 25,51 triliun. Rencananya portofolio tersebut juga dijadwalkan akan dibangun pada tahun 2016 ini.
Kesepuluh pemenang tahun 2016 ini adalah apa pengembang yang memiliki nilai proyek agregat terbesar dalam konstruksi selama satu tahun penuh.
Kesepuluh pengembang raksasa penerima anugerah tersebut adalah:
PT Agung Podomoro Land Tbk
PT Sinarmas Land Group
Ciputra Group
PT Summarecon Agung Tbk
PT Wika Realty (Wijaya Karya Realty)
PT Intiland Development Tbk
Lippo Group
PT Paramount Enterprise International (Paramount Land)
PT Pakuwon Jati Tbk
PT Alam Sutera Realty Tbk
BCI sendiri merupakan acara tahunan yang telah diadakan sebanyak 12 kali. Setiap perhelatannya diadakan di banyak wilayah lain di Asia. Wilayah-wilayah tersebut di antaranya adalah Malaysia, Hong Kong, Thailand, Singapura, Vietnam, Filipina, dan juga tidak ketinggalan, Indonesia.
Indonesia sendiri sedang membuat banyak rencana pembangunan terutama pembangunan properti di samping pembangunan infrastruktur. Program satu juta rumah mulai dicanangkan dan mulai digeber. Program ini merupakan upaya dari pemerintah untuk dapat membangun banyak rumah, terutama rumah terjangkau, bagi para masyarakat Indonesia berpenghasilan rendah.
Pengembang merupakan salah satu pemain utama program ini. Meski begitu, program ini masih menemui banyak kendala seperti tingginya harga tanah, sulitnya proses penjualan dan pembelian rumah, hingga terbatasnya infrastruktur seperti jalan, transportasi dan juga listrik untuk rumah baru tersebut. Hal ini menyebabkan tidak banyak rumah yang telah dibangun dapat terserap oleh banyak masyarakat.
