Berita dunia terkini datang dari Amerika Serikat. Dirilis dari Reuters oleh www.matamatapolitik.com, Departemen Keuangan Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap dua perusahaan yang berbasis di Singapura dan seorang pria yang dituduh melakukan pencucian uang melalui sistem keuangan AS untuk menghindari sanksi terhadap Korea Utara. Pernyataan resmi akan hal itu dikeluarkan pada hari Kamis, 25 Oktober lalu.
Berita dunia terkini mengabarkan bahwa Amerika Serikat mengatakan orang yang ditargetkan oleh sanksi adalah Tan Wee Beng, yang merupakan seorang direktur dan pemegang saham dari perusahaan perdagangan komoditas yang berbasis di Singapura, Wee Tiong Holdings Pte Ltd. Tan Wee Beng dituduh menyembunyikan asal-usul pembayaran dan transaksi terstruktur untuk memenuhi jutaan dolar dalam kontrak antara perusahaannya dan Korea Utara setidaknya sejak 2011.
Departemen Keuangan Amerika Serikat juga memberlakukan sanksi terhadap dua kapal yang terikat pada perusahaan lain dimana Tan Wee Beng adalah direktur pelaksana. Perusahaan tersebut juga dikatakan Amerika Serikat terlibat dalam aktivitas ekonomi gelap yang terkait dengan Korea Utara. Dikutip dari Treasury oleh www.matamatapolitik.com, bahwa Departemen Kehakiman Amerika Serikat telah menyingkap tuduhan kriminal terhadap Tan. Tan Wee Beng dituduh melakukan penipuan bank, pencucian uang, dan menipu Amerika Serikat. Sesuai dengan laporan yang dikeluarkan oleh FBI.
Surat perintah penangkapan Tan Wee Beng telah dikeluarkan pada bulan Agustus lalu, sementara perwakilan untuk Wee Tiong Holdings Pte tidak segera menanggapi permintaan untuk klarifikasi.
Sebagai akibat dari sanksi tersebut, semua properti dan kepentingan perusahaan yang tunduk pada yurisdiksi AS diblokir. Warga AS juga dilarang melakukan transaksi dengan mereka.
Langkah Departemen Keuangan AS ini adalah yang terbaru di antara serangkaian sanksi yang dijatuhkan oleh AS terhadap badan-badan dan individu yang terkait dengan Korea Utara di tengah pembicaraan yang sedang berlangsung antara kedua belah pihak mengenai denuklirisasi semenanjung Korea, seperti yang dikutip dari kantor berita Xinhua.
Washington bersikeras bahwa sanksi terhadap Korea Utara akan tetap berlaku sampai denuklirisasi terjadi, sebuah sikap yang dengan tegas ditentang oleh Pyongyang.
“Persepsi bahwa sanksi dapat membawa Korea Utara akan bertekuk lutut adalah mimpi dari orang-orang yang tidak tahu tentang negeri kami. Masalahnya adalah bahwa sanksi lanjutan membuat kami semakin kehilangan kepercayaan terhadap Amerika,” kata Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong-ho kepada Majelis Umum PBB akhir bulan lalu.
Hubungan Amerika Serikat dan Korea Utara memang melewati fase panas-dingin yang berulang. Seiring tajamnya pertikaian terkait dengan tindakan Korea Utara yang tetap melakukan uji misil Nuklir di semenanjung Korea, Amerika telah memberlakukan beberapa sanksi politik dan militer serta ekonomi. Demikian berita dunia terkini mengabarkan.