Bulan Sya’ban Yang Dilalaikan

Posted on

Bulan Rajab telah berlalu, kini kita telah berada di bulan Sya’ban, dan tak lama lagi kita akan memasuki bulan penuh berkah yakni bulan suci Ramadhan.

Bulan Sya’ban yang terletak diantara bulan Rajab dan Ramadhan sering kali dilalaikan oleh banyak orang. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ

Ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan. (HR. An-Nasa’i. “Hasan” menurut Al-Albani)

Pada bulan Sya’ban, umumnya umat Islam sibuk dengan persiapan-persiapan menyambut Ramadhan. Tetapi seringnya, persiapan itu berkisar hanya masalah duniawi atau materi. Bagi pedagang, mereka sibuk menyiapkan stok untuk menghadapi gebyar Ramadhan, yang biasanya sangat ramai. Ada juga yang sibuk mengadakan acara-acara meriah menyambut Ramadhan, yang diisi dengan hiburan, makan-makan atau rekreasi bareng. Bahkan ada yang menyambut Ramadhan dengan mengadakan ritual-ritual yang nyerempet-nyerempet kepada kemaksiatan, khurafat dan keyakinan yang tak berdasar.

Lebih konyol lagi ada sebagian orang yang menjadikan Sya’ban sebagai bulan pelampiasan dengan dasar “aji mumpung”. Mumpung belum Ramadhan, mereka puas-puaskan berbuat maksiat. Karena nanti kalau di bulan Ramadhan tak bisa melakukannya, dan puasanya tidak akan sah. Semua itu salah besar!

bulan sya'ban yang dilalaikan

Ada beberapa keutamaan bulan Sya’ban yang seharusnya dimanfaatkan dengan baik oleh kaum muslimin.

Keutamaan Bulan Sya’ban

1. Bulan Sya’ban bulan diangkatnya amal manusia

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ اْلأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِي

Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan manusia kepada Alloh, Rabb semesta alam. (HR. An-Nasa’i dan Ahmad. “Hasan” menurut Al-Albani)

2. Bulan Sya’ban disunnahkan memperbanyak puasa 

Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha :

لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam belum pernah berpuasa dalam satu bulan melebihi puasa pada bulan Sya’ban. (HR. Bukhari No. 1869)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ اْلأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan manusia kepada Alloh, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan. (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

3. Nisfu Sya’ban

Keutamaan bulan Sya’ban yang lain adalah pada pertengahannya. Inilah yang dikenal dengan istilah Nisfu Sya’ban. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ اللهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Sesungguhnya Alloh memeriksa pada setiap malam nisfu Sya’ban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali yang berbuat syirik atau yang bertengkar dengan saudaranya. (HR Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Al-Albani)

Jangan sia-siakan waktu, marilah kita isi bulan Sya’ban dengan ibadah dan taubat sebagai persiapan menyambut Ramadhan.

6 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.