Insya Allah Kata Sakti Untuk Tak Menepati Janji

Posted on

Insya Allah Kata Sakti Untuk Tak Menepati Janji ini adalah penilaian seorang Jepang bernama Profesor Hisanori Kato. Penilaian tersebut sempat dia utarakan ketika proses penulisan sebuah buku berjudul Kangen Indonesia.

Kata Sakti Insya Allah

Kato yang sempat tinggal di Indonesia selama belasan tahun mengaku dekat dengan beberapa tokoh ormas Islam di Indonesia seperti almarhum Gus Dur, Abu Bakar Baasyir sampai Habieb Riziek Shihab. Bahkan dia juga memiliki banyak cerita tentang masalah sosial di Indonesia, salah satunya Kata Sakti Insya Allah yang berhubungan dengan urusan ketepatan waktu.

Selama proses penulisan buku tersebut, Kato sering mendengar orang Indonesia mengatakan ‘Insya Allah’ ketika berjanji. Namun kenyataannya, banyak orang Indonesia yang menggunakan frase atau kata tersebut untuk janji yang tidak pasti. Bahkan katanya ada yang menggunakannya sebagai alasan atas ketidaktepatan waktu atau janjinya.

“Suatu hari saya berjanji dengan seseorang sampai waktunya janjiannya lewat orang itu tidak muncul juga. Dia berkata ‘karena hujan saya tidak pergi’,” sambungnya.

Atas dasar itulah dia sempat menilai ‘Insya Allah’ sebagai kata sakti untuk tak menepati janji. Namun setelah dia bertanya pada Gus Dur dan sejumlah tokoh-tokoh Islam, konsep Insya Allah bukan demikian.

Menurut Gus Dur kata Insya Allah itu bermakna bahwa yang terakhir Allah yang menentukan, tetapi sampai batas itu manusia harus berusaha dengan seluruh kemampuan yang dimilikinya.

Menurut pengalaman saya, penilaian Profesor Kato memang ada benarnya. Hal itu terbukti di lingkungan masyarakat kadang orang mengatakan ‘Insya Allah’ untuk menutupi keengganan hadir ketika mendapat undangan suatu acara. Padahal jika tidak mau hadir tinggal bilang saja “Maaf saya tidak bisa hadir dikarenakan….” dan itu lebih baik ketimbang mengucapkan ‘Insya Allah’ sebagai penutup niatan tidak akan hadir.

Insya Allah Kata Sakti Untuk Tak Menepati Janji sejatinya adalah tidak benar, karena kata Insya Allah adalah merupakan ungkapan tawakal dan penguatan dari “Manusia hanya berencana, Tuhan yang menentukan”

Sumber : detiknews

8 comments

  1. iya…..oleh karena ntu…..sy sendiri kalau berjanji tidak memakai kata itu (tidak dilafazkan-maksudnya-cukup didalam hati)….karena bisa ditebak….”wah bakalan ga datang ni dia”…..kalau ada teman yang selalu “mengandalkan” kata tersebut hanya untuk basa basi.

    1. Saya juga begitu Kak Hajjah, selalu mengucapkan Insya Allah jika berniat ingin melakukannya…tapi jika bentrok dengan kegiatan lain, maka saya langsung mengucapkan; “Mohon maaf, mungkin saya tak bisa hadir karena…”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.