
Perkembangan Royal Golden Eagle (RGE) dari sejak bernama Raja Garuda Mas hingga kini sangat pesat. Dari perusahaan skala lokal, mereka tumbuh menjadi korporasi kelas internasional. Sukses itu dikarenakan beragam faktor. Salah satunya adalah proses produksi yang efisien di setiap unit bisnisnya.
Sekarang, RGE sudah mempunyai tujuh anak perusahaan. Mereka berkiprah di bidang bisnis berbeda dan tidak hanya ada di Indonesia. Anak perusahaan Royal Golden Eagle ada yang bergerak di industri kelapa sawit, pulp dan kertas, selulosa spesial, serat viscose, serta minyak dan gas. Mereka tersebar di Tanah Air hingga Brasil, Tiongkok, Kanada, dan Spanyol.
Perubahan besar terlihat dari saat masih bernama Raja Garuda Mas. Dulu mereka hanya perusahaan lokal dengan satu bidang yang digeluti, yakni kayu lapis. Tapi kini asetnya sudah menjadi 18 miliar dolar Amerika Serikat dan karyawan hingga 60 ribu orang.
Kesuksesan itu diraih karena berbagai faktor. Salah satunya ialah efisiensi proses produksi. Contoh nyata diterapkan oleh Grup APRIL. Unit bisnis RGE yang beroperasi di industri pulp dan kertas ini menerapkan satu proses produksi yang disebut lean manufacturing.
Pada dasarnya, lean manufacturing merupakan satu sistem manajemen yang penting dalam proses produksi dalam skala industri maupun organisasinya secara umum. Kesuksesan menjadi jaminan ketika mampu melakukannya dengan baik. Contohnya adalah APRIL yang mampu menjadi pemain besar di industri pulp dan kertas.
Lean manufacturing bisa dipahami sebagai sebuah cara berpikir, filosofi, metode dan strategi manajemen untuk meningkatkan efisiensi di lini manufaktur atau produksi. Pelaksanaannya memiliki tujuan untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan dan meningkatkan keuntungan perusahaan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (waste).
Sistem bekerja ini diadopsi dari sistem kerja salah satu perusahaan besar di Jepang. Mereka bisa memutar organisasi dengan baik karena bisa menerapkannya sistem kerja lean manufacturing.
Dalam praktik, penekanan dalam lean manufacturing adalah peningkatan nilai tambah. Namun, di bagian lain, perusahaan akan memangkas hal-hal yang tidak memberikan keuntungan.
APRIL memilih menerapkan lean manufacturing. Akhirnya mereka pun berhasil menjalankannya dengan sukses. Akibatnya, pabrik APRIL ini dinilai sebagai salah satu dari lima pabrik pulp dan kertas terefisien di dunia.
APRIL dikenal sebagai salah satu produsen pulp dan kertas terbesar di dunia. Dengan basis utama di Pangkalan Kerinci, dalam satu tahun mereka sanggup menghasilkan pulp sebanyak 2,8 juta ton. Itu masih ditambah dengan produksi kertas yang mencapai 1,15 juta ton dalam jangka waktu yang sama.
Untuk mendapatkan bahan baku, APRIL tidak mendapatkannya dari hutan alam. Mereka memilih mengelola perkebunan sendiri. Mereka menanam pohon akasia yang menjadi sumber bahan baku di lahan seluas 480 ribu hektare dengan pohon akasia. Untuk pengelolaan sehari-hari, APRIL menjalin kerja sama dengan 40 mitra pemasok jangka panjang. Langkah itu membuat sekitar 79 persen kebutuhan fiber perusahaan terpenuhi.
Lean manufacturing dijalankan secara serius oleh APRIL. Unit bisnis dari grup yang berdiri dengan nama Raja Garuda Mas ini konsisten berusaha menaikkan nilai dengan sembari menghilangkan “waste” yang tidak mendongkrak kinerja.
Prinsip ini memang selaras dengan pelaksanaan lean manufacturing. Perusahaan diharuskan untuk memotong berbagai jenis “waste” agar proses produksi berjalan efektif.
Dalam prinsip lean manufacturing, ada delapan “waste” yang dikenal. Hal itu adalah transportasi, kelebihan persediaan, gerakan, menunggu, kelebihan produksi, proses berlebih, kerja ulang, serta keterampilan. Namun, itu bukan harga mati. Perusahaan masih bisa memilah waste sesuai bidang usahanya masing-masing.
PENGHEMATAN EMPAT ASPEK
APRIL akhirnya memilih empat aspek yang akan menjadi dasar efisiensi. Pertama adalah transportasi yang disusul dengan energi, air, serta emisi.
Dalam transportasi, anak perusahaan yang lahir dengan nama Raja Garuda Mas ini sudah mempunyai keuntungan tersendiri. Asia merupakan salah satu pasar pulp dan kertas terbesar di dunia. Menurut data dari Global Forest, Paper, and Packaging Industry Survey 2016, pasar Asia malah menjadi yang terbesar. Nilai penjualan di sana disebutkan mencapai 332,51 miliar dolar Amerika Serikat.
APRIL memiliki keuntungan regional untuk menjangkau pasar Asia. Dengan basis pabrik di Indonesia, mereka perlu mengeluarkan biaya transportasi yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan lain yang ada di Eropa dan Amerika Utara.
Hal ini menyebabkan keuntungan tersendiri bagi unit bisnis Royal Golden Eagle ini. Apalagi produk-produk buatannya memang bermutu tinggi. Tak aneh, sejumlah merek hasil karya APRIL diterima di pasar internasional. Contohnya adalah PaperOne, merek kertas premium yang sudah dijual di 70 negara di dunia.
Sedangkan terkait segi energi, APRIL memilih menggenjot penggunaan energi terbarukan di dalam perusahaan. Mereka melakukannya untuk menekan pemakaian energi fosil yang tidak ramah lingkungan semakin ditekan.
Cara yang diambil oleh anak perusahaan RGE ini adalah mengolah limbah hasil produksinya sebagai sumber energi listrik. Ketika memproduksi pulp dan kertas, ada sisa hasil produksi yang disebut sebagai lindi hitam atau black liquor. Lindi merupakan limbah cair yang mengandung padatan sebesar 70%-72%. Ini dihasilkan setelah kayu dimasukkan ke dalam digester didaur ulang dari digester pada proses pembuatan pulp dan kertas.
Oleh APRIL, lindi bisa diolah menjadi sumber energi. Caranya dengan mengoperasikan ketel uap pemulihan (recovery boiler) terbesar di dunia. Fasilitas ini yang berfungsi menangkap energi dari lindi hitam (black liquor), yang berasal dari proses pembuatan pulp, dan mengubahnya menjadi listrik.
Selain dari lindi, APRIL Pulp juga berusaha memanfaatkan limbah dari pembersihan kayu. Potongan kulit kayu dan kotoran diolah menjadi energi biomassa. Sama seperti lindi, sumber energi ini bisa diperbarui dan ramah lingkungan.
Tidak mengherankan, berkat langkah ini, penggunaan energi fosil di tubuh APRIL sudah jauh berkurang. Saat ini, sudah delapan puluh persen energi yang digunakan di sana. Namun, jumlah itu hendak ditingkatkan hingga menjadi seratus persen pada masa depan.
Dampak efisiensi energi dengan memakai energi ramah lingkungan yang terbarukan terlihat jelas di tubuh APRIL. Emisi yang mereka sangat sedikit dan semakin berkurang.
Bersamaan dengan itu, APRIL juga terus menyerap emisi. Dampaknya terlihat nyata bahwa emisi yang mereka hasilkan jauh lebih kecil dibanding yang mampu mereka serap.
Sementara itu, terkait pemanfaatan air, APRIL melakukannya seefektif mungkin. Mereka mengambil air dari Sungai Kampar yang melintasi kawasan Pangkalan Kerinci untuk produksi. Namun, jumlah air yang mereka manfaatkan sangat kecil jika dibandingkan dengan debit air Sungai Kampar. Unit bisnis dari grup yang berdiri dengan nama Raja Garuda Mas ini hanya memakai 1,89 persen dari rata-rata debit air Sungai Kampar. Jumlah tersebut sangat jauh di bawah aturan pemerintah.
Penggunaannya pun dilakukan dengan efektif. Cuma 22 persen air yang terpakai dalam proses produksi pulp dan kertas. Sebanyak 78 persen malah dapat dikembalikan lagi ke Sungai Kampar dengan aman.
Sebelumnya sekitar 90 persen air yang dipakai oleh APRIL sudah menjalani proses daur ulang. Dengan demikian, kebersihan dan keamanannya sudah dijamin.
Langkah-langkah ini membuat lean manufacturing berjalan baik di tubuh APRIL. Ini yang membuat unit bisnis bagian grup yang berdiri dengan nama Raja Garuda Mas tersebut mampu berkembang menjadi perusahaan besar.