Waktu panen merupakan waktu yang ditunggu-tunggu oleh para petani termasuk saya dan keluarga. Karena waktu panen berarti waktunya menerima atau menuai hasil kerja keras dari sekian lama menggarap sawah, ladang ataupun kebun.
Dulu sewaktu baru menikah saya dan istri hampir setiap hari akrab dengan pekerjaan di sawah, seperti mencangkul, menanam padi, memberi pupuk, membersihkan tanaman padi dari gulma, membetulkan saluran air, membersihkan pematang sawah dari rumput liar dan lain sebagainya. Semua itu kami lakukan, karena hanya itu satu-satunya pekerjaan (usaha) kami ketika itu.
Namun sekarang, karena kesibukan dalam usaha dan kegiatan lain maka keterlibatan saya dan istri pada pekerjaan di sawah hanya sebatas membeli pupuk, selebihnya dikerjakan oleh para buruh tani. Hanya sesekali saja pergi ke sawah yaitu pada waktu panen, itupun jika tidak bentrok dengan pekerjaan atau kegiatan yang lain.
Kemarin lusa, Kamis pagi bertepatan dengan hari libur 1 Muharram Tahun Baru 1434 Hijriah. Setelah beres-beres di rumah dan menyempatkan waktu sebentar untuk publish artikel Tips mengalihkan visitor blog lama ke blog baru, saya bergegas pergi menuju ke sawah yang pada hari itu padinya telah siap dipanen.
Istri dan anak-anak sudah lebih dulu pergi ke sawah yang hanya berjarak kurang lebih setengah kilometer dari rumah. Saya tiba di sawah sekitar jam 07.30, aroma tanah basah mulai tercium bersamaan dengan udara sejuk persawahan yang menerpa tubuh. Gemercik air terdengar indah dan pemandangan menyegarkan mata pun mulai nampak. Eemmh…sungguh indah alam desaku!
Kedatangan saya ke sawah pagi itu termasuk terlambat, karena semua kegiatan panen sudah selesai, hanya tinggal menimbang saja. Sudah jadi kebiasaan di kampung saya, kalau panen suka dilakukan mulai dari waktu subuh (setelah sholat subuh).
Maka yang bisa saya lakukan hanya nongkrong di saung (dangau) sambil menyantap nasi kuning yang dibawa ibu mertua dari rumah, dan sesekali mengawasi anak-anak yang sedang guyang (main lumpur). Tak lama menunggu, semua pekerjaan panen pun selesai. Alhamdulillah panen sekarang hasilnya agak sedikit meningkat dibanding musim lalu dan insya Allah hasil panen musim ini setelah dikeluarkan zakatnya akan kami cadangkan untuk menambah biaya khitan dan aqiqah anak saya yang ketiga.
Sesuai dengan yang direncanakan, selepas panen langsung menuju ke rumah ibu saya untuk acara makan bersama. Tiba di rumah ibu, semuanya sudah dipersiapkan. Nasi liwet, sambal plus lalapan dan yang lainnya sudah siap, yang belum hanya membakar ikan bawal saja, hasil tangkapan di kolam samping rumah ibu.
Selesai membakar ikan bawal, semua makanan dihidangkan dan kami pun tak sabar untuk menyantapnya.
Sambil duduk melingkar dengan tanpa banyak basa-basi (tapi doa tak pernah lupa) makanan pun langsung kami serbu.
Akhirnya? Alhamdulillah habis dan kenyang hehehe.
Waktu panen kali ini memang sangat menyenangkan, semoga musim panen mendatang bisa mengulanginya lagi. Aamiin
Indah sekali berkelah bersama keluarga sebegini..
padi menguning hasil bulir padi melimpah senangkan hati Puji syukur ke hadirat Allah
Alhamdulullah hasilnya menigkat, mudahan berterusan bang dadan. pemandangan yg mendamaikan dan sangat menyelerakan juadahnya.
Tadinya sih mau di sawah, namun karena saungnya kecil dan sudah rusak maka diputuskan saja makannya di rumah
Salam silaturahmi lagi dari Tasikmalaya
Wah makan besar kayak gitu akan lebih manteb kalo dilakukan di saung sawah, apalagi pas panen besar.
Makan di sawah, dengan ikan asin saja sudah sangat lezat apalagi jika lauknya luengkap kayak gitu
salam silaturahim dari Blitar
Biasanya setahun tanam padi berapa kali ya? Saya pun pernah ada pengalaman membanting padi. Rasa puas bila hasilnya meningkat saban tahun.
Kalau dulu hanya 2 kali dalam setahun, tapi sekarang 3 kali dalam setahun
Saya juga petani Kang…. Sawahnya pas dibelakang rumah saya. Sekarang baru musim membajak sawah sebelum ditanami.
Di tempat saya saat ini sedang panen raya Bang
Makan beramai-ramai bersama keluarga menjadikan semua masakan menjadi sedap.